Selasa, 10 Januari 2012


Rekreasi Menantang bagi Warga Sekolah


Oleh,
Agus Kusmana, S.Pd.


Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan salah satu kegiatan evaluasi yang menguras banyak energi. Guru harus membuat soal, mengawas ruang dan memeriksa hasil ulangan. Selain itu, jika anak tidak tuntas guru harus bersiap melakukan pembelajaran remedial. Panitia UAS harus mempersiapkan berbagai keperluan kegiatan. Diantaranya, membuat program kerja, memperbanyak soal, membuat jadwal, membuat kartu peserta hingga mempersiapkan tempat duduk bagi seluruh siswa.
Selain guru, siswa pun memiliki kesibukan sendiri. Menghapal materi setiap mata pelajaran, berlatih mengerjakan soal hingga mengadakan pembelajaran tambahan. Terlebih di wilayah kota, kegiatan pembelajaran tambahan (les) sudah menjadi kebutuhan siswa. Kegiatan-kegiatan ini cukup menguras energi sehingga kepenatan dan rasa bosan dapat melanda siswa ataupun guru.
Kesibukan yang menyita energi seperti ini perlu diimbangi oleh kegiatan rekreasi. Namun, rekreasi yang dilakukan harus memiliki nilai pendidikan, baik bagi siswa maupun guru. Mereka yang kurang menyukai tantangan bisa pergi ke pantai atau jalan-jalan ke suatu objek wisata sejarah seperti museum. Sedangkan yang menyukai tantangan bisa memilih kegiatan yang memacu adrenalin seperti outbond , rafting di sungai ataupun naik gunung.
Setiap sekolah biasanya memiliki kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam (PA). Agenda wajib dari pecinta alam adalah naik gunung. Banyak gunung unik yang bisa di daki di wilayah Jawa Barat. Gunung Gede pangrango di Cianjur, Gunung Cikurai di Garut, Gunung Tangkuban Parahu di Bandung Barat dan lain sebagainya.
Namun, naik gunung perlu persiapan yang baik. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika naik gunung. Pertama, persiapan fisik dan mental. Naik gunung butuh ketahanan fisik dan mental yang baik. Latihan ini dapat berupa lari, jalan jongkok dan latihan naik turun tangga. Kedua, pelajari karakter gunung yang akan didaki untuk menentukan rute perjalanan. Beberapa gunung memiliki karakter jalur pendakian yang cukup menantang. Oleh karenanya, mempelajari karakter gunung dapat membantu memperhitungkan jumlah logistik makanan, air dan kebutuhan lain. Ketiga, persiapan peralatan dan perlengkapan yang baik. Peralatan seperti matras, ponco, sleeping bag, senter, lilin, pisau serbaguna dan perlengkapan P3K perlu ditata dengan baik di dalam tas ransel. Selain itu, perlengkapan memasak seperti kompor dan bahan bakarnya harus bersifat mudah dibawa.
Banyak hal yang bisa dilatihkan pada diri siswa. Latihan bertanggung jawab dan kerja sama adalah salah satunya. Siswa tidak hanya harus bertanggung jawab menjaga diri sendiri tetapi juga menjaga diri kawan-kawannya. Apabila salah seorang siswa ada yang sedang mengalami kesulitan maka yang lainnya harus siap membantu. Siswa dapat melatih kerja sama melalui pembuatan tenda, membuat makanan dan air minum serta membuat tenda dari ponco.
Hal lain yang dapat dilatihkan pada diri siswa adalah sikap bersabar dan hati-hati. Selama perjalanan banyak hal yang harus diwaspadai siswa. Jalan yang licin dan penuh tantangan harus disikapi dengan penuh kesabaran dan hati-hati. Teknik survival di alam pun mengajarkan berbagai sikap hati-hati dalam memilih tanaman, baik untuk dikonsumsi ataupun digunakan sebagai obat.
Selain itu, hal terpenting yang dapat dilatihkan pada diri siswa adalah kedisiplinan. Waktu dan jenis kegiatan yang akan dilakukan pada saat naik gunung biasanya sudah direncanakan. Seluruh anggota harus patuh pada rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Menurut pengalaman penulis, cape dan penuh tantangan adalah hal yang bisa di ungkapkan untuk menggambarkan proses naik gunung. Jalan yang menanjak, berkelok, licin dan penuh rintangan harus dilalui selama perjalanan. Selain itu dinginnya udara pegunungan harus bisa dilalui oleh guru dan siswa. Tetapi semua itu akan terbayar ketika kita sudah sampai di puncak pendakian. Guru dan siswa dapat menikmati panorama alam, rimbunnya pohon, indahnya kawah atau hamparan awan.
Setelah kegiatan UAS yang menyita banyak energi, kegiatan seperti ini bisa dijadikan alternatif. Seluruh warga sekolah yang menyukai tantangan dan senang bertualang dapat menikmatai kegiatan ini. Tidak hanya siswa, guru, pegawai tata usaha maupun penjaga sekolah dapat mengikutinya, sehingga rekreasi penuh tantangan dapat dinikmati oleh seluruh warga sekolah.

Penulis, Guru Pembimbing PA di SMAN 1 Cibinong Cianjur